Jumat, 19 September 2008

Unjuk Rasa Sambut Presiden di Bandung

19/09/2008 21:34


Liputan6.com, Bandung: Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM) Bandung Raya, Jumat (19/9) sore, berunjuk rasa di ruas Jalan Gatot Subroto Bandung, tepat di depan Pusat Perbelanjaan Bandung Super Mall. Aksi dilakukan menyambut kehadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada sebuah Seminar nasional di Seskoad Bandung, Jawa Barat.

Sambil membentangkan poster dan spanduk, pengunjuk rasa menyebutkan bahwa Pemerintahan SBY dan JK telah gagal. Hal ini karena kondisi Indonesia saat ini semakin menyedihkan. Harga bahan bakar minyak dan gas, yang mestinya dijamin kestabilannya oleh pemerintah, semakin tidak terjangkau rakyat kecil.

Yang lebih parah, menurut pengunjuk rasa, adalah ketidakmampuan pemerintah mengendalikan harga jual di pasaran. Dalam beberapa kasus di Bandung, harga minyak tanah bahkan menyentuh Rp 12 ribu per liter dan harga LPG yang dijanjikan akan menjadi bantuan pascakonversi pun semakin mahal.

Mahasiswa menyebutkan terhitung dalam empat tahun pemerintahan SBY-JK, harga bensin sudah dua kali naik hingga menyentuh Rp 6000 per liter. Kondisi kesejahteraan rakyat semakin memburuk. Bahkan dalam minggu ini, puluhan korban jiwa harus berjatuhan saat berebutan untuk memperoleh zakat di Pasuruan, hanya untuk mendapatkan uang yang jumlahnya tidak seberapa.

"Pemerintah lebih peduli dan sayang terhadap para cukong dan makelar, yang mencatut kesejahteraan dari rakyat. Para pemain harga dan makelar minyak dan gas dibiarkan keberadaannnya," ujar pengunjuk rasa. Ditambahkan, bahwa pemerintahan lebih memilih para koruptor dibandingkan rakyat. Bahkan hak angket migas hanya digunakan pemerintahan SBY-JK, untuk menaikkan nilai tawar politik menjelang Pemilihan Umum 2009, bukan demi kesejahteraan rakyat.

Aksi diwarnai saling dorong. Polisi melarang pengunjuk rasa menemui Presiden SBY. Sebelum meninggalkan lokasi unjuk rasa, para mahasiswa BEM Bandung raya, sempat melakukan hapening art, menggambarkan kesulitan rakyat memperoleh bahan bakar minyak tanah dan gas, serta menggambarkan tentang kemiskinan yang dialami masyarakat Indonesia saat ini. Seteleh itu, aksi pun berakhir tanpa terjadi insiden yang berarti.(TOZ/Patria dan Taufik Hidayat)

link:
http://www.liputan6.com/actual/?id=15521

Tidak ada komentar: